Jumat, 30 Oktober 2009

Puisi

Hampa
Air hujan turun ke bumi
Melangkahi hari-hari sunyi
Membangunkanku pada lamunan sepi
Yang terngiang di hati sanubari

Daun-daun jatuh berguguran
Musim semi telah bergiliran
Namun aku tak jua padam
Dari api sunyi yang aku rasakan

Bintang-bintang indah rupawan
Berkelap-kelip di langit ruang
Membuatku terbinar-binar
Hingga luput dari kesadaran

Terik matahari tak jua padam
Menyengat di setiap siang
Hingga membuatku terbenam
Hingga tak bisa lagi menahan

Kata-Kata Mutiara

1. Keberhasilan sejati dirasakan bukan dari apa yang kita dapatkan dari keberhasilan itu,tetapi
dari apa yang kita lakukan untuk meraih keberhasilan itu
The real succesful is fell not from what we can,but from what we do to take succed

2. Jangan pernah menganggap bahwa kekalahan adalah akhir dari perjuangan, justru
perjuanganlah yang akan mengubah kekalahan kedepan pintu keberhasilan
Don't ever think that the lose is final from the fight, but the fight will make the lose to in
succed door

3. Mengapa tuhan menciptakan ruang sela diantara jemari kita? Karena agar kita sadar bahwa
pasti ada seseorang yang akan mengisi ruang sela yang kosong itu
Why god creat the crack space between our fingers? Because to make me conscious that certain
there's someone who fill the empty crack space it

4. Cinta itu ibarat segenggam pasir. Jika kita ambil dan genggam terlalu erat maka sedikit demi
sedikit akan berkurang dan habis
Love is like a handful of sand. If we take and fist very tight, so little and little will lest and
exhausted

5. Hidup itu tiada yang kekal seperti desiran ombak yang tak selamanya membasahi butir-
butir pasir yang kita pijak
No life is eternal like the rustle of wave is not forever to wet the graind of sand is we stand

Jumat, 23 Oktober 2009

Sepi


Berlari aku berlari
Menanti aku menanti
Anganku melayang tinggi
Berlariku mengejar matahari

Ingin rasa hati terbang tinggi
Meninggalkan serpihan luka dalam hati
Sepi...
Panggilku dalam diri

Kesepian s'lalu menghampiri mimpiku
Pagi,siang,sore,dan malam
Semua itu s'lalu hadir
Haruskah aku menutup semua mata hati?

Menangisku dalam hati
Tersiksaku dalam diri
Haruskah aku melangkah pergi
Meninggalkan semua serpihan hati
Tertekan Dalam Kebisuan


Detik ini...
Lenyaplah sebuah kunci
Kunci pembuka hati
Kini hilang terarus benci

Kucoba...
Kucoba dan terus kucoba
Membuka segala yang ada
Tapi percuma...
T'lah terkunci dan tak kan terbuka
Serpihan di hati kian menumpuk
Menimbun...dan terus menimbun...
Hingga terkuak dari dalam hati
Meski tanpa kunci itu lagi

Puisi

Kata Yang Tak Terucap


Sebilah pisau yang tak tajam
Seutas benang yang tak putus
Seperti itulah kini
Sang merpati yang tak kunjung pergi
Pergi...
Tiada arah dan misi yang pasti
Tinggalkan sebilah pisau dan seutas benang
Yang kini tinggal kepingan

Tak terukur seberapa
Dalam kata-kata yang tersimpan
Tertanam dan terbenam
Oleh kumpulan dan timbunan
Hati yang diselimuti bimbang

Mungkinmemang garis takdir
Harus menyusun dan menyimpan
Sepatah kata yang tertimbun
Di dalam kelap dan relung
Hati yang diselimuti bimbang