Cinta itu ibarat pasir dalam genggaman. Jika kita genggam terlalu erat, maka cinta itu sedikit demi sedikit akan terlepas dari genggaman kita. Namun sebaliknya, jika kita genggam dangan penuh kelembutan, maka cinta itu akan tetap ada dalam genggaman kita selama kita tidak mencoba untuk melepasnya.
Cinta itu ibarat sekotak coklat. Manis. Cantik. Disukai semua orang. Rasa manis dalam coklat seperti cinta yang sedang melanda dan selalu terasa manis bila dikecap. Semua orang menyukai cinta. Karena kesederhanaan yang ada didalamnya tersimpan rasa manis bagi yang merasakannya. Namun, coklat bisa berbalik menjadi pahit, bila kita tidak bisa cara mengolah asal mula dari coklat tersebut. Maka dari itu, cinta harus berjuang. Berjuang agar cinta selalu terasa manis bagi yang menikmatinya.
Cinta itu ibarat soal matematika. Susah ditebak. Harus kita cari cara penyelesaiannya. Susah-susah gampang. Tapi bikin penasaran. Kita tidak dapat menebak-nebak kapan cinta itu datang. Cinta itu harus dicari tahu, meskipun tidak mudah. Karena itulah cinta membuat setiap insan penasaran ada apa dibalik kata cinta itu.
Cinta itu ibarat garpu. Terkadang membantu kita untuk mengambil butir demi butir cinta yang kita inginkan. Tetapi terkadang, juga dapat menusuk butir demi butir cinta yang telah kita ambil tersebut dan menancapnya hingga hingga terasa amat pedih.
Cinta itu juga ibarat antena pada TV. Bila kita tidak memakainya, cinta yang kita yang kita punya tidak akan berwarna dan akan terlihat buram. Namun, jika kita kita pakai dan gunakan dengan baik akan tercipta cinta yang penuh warna. Cerah. Ceria. Dan akan selalu menarik untuk dilihat.
Huh...akhirnya plg dari BADUY bisa oL gy...!!!
BalasHapus