Vyo. Itulah panggilan untuk seorang cewek jutek yang baru masuk ke dunia perkuliahan. Sepintas memang terlihat seperti gadis lain,tapi ia memiliki sisi lain yang mungkin orang lain nggak paham. Ia selalu berusaha menutupi segalanya yang ia rasakan dan menyimpannya sendiri. Mungkin sebagian orang lebih memilih berbagi unek-unek dengan orang lain,baik teman,pacar,atau orang tua. Tapi lain dengan cewek satu ini. Sebenarnya ia bukan cewek yang jutek,tapi entah kenapa orang-orang selalu memandangnya seperti itu.
Seperti biasa,Vyo pergi ke kampus seorang diri.Tanpa teman. Sahabat. Apalagi pacar.
Di tengah kerumunan taman kampus,Vyo berjalan tertunduk sambil memandangi sepatunya. Sama seperti hari-hari sebelumnya. Nggak ada sedikitpun yang berbeda. Hanya diam dan menutupi segalanya. Di tengah perjalanannya di taman itu,angin kencang menerpa rambut Vyo sampai menutupi wajahnya. Tapi tak ada sedikitpun respon diwajahnya. Tetap diam sambil menundukkan wajahnya.
Di sudut taman itu, ada seorang cowok yang memperhatikannya dari awal Vyo memasuki taman itu. Dengan mimik wajah yang menggambarkan kebingungan atas sikap cewek yang dari tadi diperhatikannya. Mungkin sebagian cowok males untuk berurusan sama cewek yang terkenal dingin kaya es batu itu. 5 detik. 10 detik. 20 detik. Cowok itu masih terus memperhatikan Vyo. Sampai Vyo hilang dibawa sudut taman itu.
Vyo meletakkan selembar uang dua puluh ribu rupiah di atas meja salah satu kantin di kampusnya sambil terus fokus ke minuman ditangannya.
“Mbak,satu lagi ya!” terdengar suara dari arah depan Vyo.
Vyo tidak peduli. Ia masih tetap fokus pada minuman ditangannya.
”Sama kaya cewek ini ya mbak!” suara itu lagi.
Vyo masih tidak peduli. Ia masih focus pada minuman ditangannya.
“Aduh,enak banget kali ya minum jus jeruk siang-siang kaya gini?” suara itu menghadap kearah Vyo.
Vyo melirik sekilas.Ia tidak kenal sosok itu.Lalu Vyo mulai kembali fokus pada minuman ditangannya.
Mbak penjual minuman itu datang menyediakan minuman pesanan cowok itu.
“Silahkan diminum!” suara mbak penjual minuman.
“Sama-sama mbak!” ucap cowok itu.
Dari suaranya,Vyo tau kalo cowok itu lagi minum pesanan yang baru diantar tadi. Diam-diam, cowok itu memperhatikan Vyo secara langsung. Secara,jarak mereka cuma berhadap-hadapan.
5 menit berlalu dalam keheningan. Nggak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya. Vyo masih sibuk dengan dirinya sendiri. Cowok itu masih terus memperhatikan Vyo dan bingung harus memulai obrolan dengan Vyo dari mana. 10 menit berlalu. Cowok itu akhirnya memberanikan diri untuk memulai.
“Sendirian aja?”
Pertanyaan yang klasik,udah jelas dari tadi dia sendirian.
Cowok itu mengutuki dirinya sendiri dalam hati karna memulai dengan pertanyaan bodoh kaya gitu.
Vyo mengadahkan kepalanya.Dengan mimik wajah yang bingung,ia menatap wajah cowok itu. Lalu ia mulai sibuk dengan dirinya sendiri lagi.
Cowok itu nggak menyerah. Ia tetap mencoba lagi. Kali ini ia berharap nggak akan mengulangi kebodohannya.
“Lagi nggak ada jam kuliah ya?”
Pertanyaan kali ini lumayan lah. Daripada yang sebelumnya.
Vyo mengadahkan kepalanya lagi. Kali ini ia nggak menatap wajah cowok dihadapannya dengan mimik aneh.
“Ya iya lah,kalo ada jam kuliah ngapain juga ada di kantin”
Gile. Ternyata susah juga ngajak ngobrol nih cewek. Sabar sabar,namanya juga tantangan.
“oh iya ya,bener juga. Jurusan apa?”
Mudah-mudahan kali ini jawaban dia nggak jutek lagi.
“Analisis kimia”
Ya ampun! Pendek banget tuh jawaban,malah panjangan jawaban PG di ujian.
“Oh anak ankim! Main di lab mulu dong? Hehe”
Vyo hanya tersenyum kecil. Lebih terlihat kaya senyum yang dipaksain.
Hah? Senyum doang? Ckckck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar